jika qt letih dalam melakukan kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan sirna dan kebaikan itu akan abadi. jika qt senang melakukan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan sirna dan dosa itu akan abadi

Monday, 18 July 2011

Wortel, Telur dan Kopi; Yang manakah dirimu?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Tapi setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, membawa anaknya ke dapur. Ia mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih.

Pada panci pertama, ia memasukkan wortel,
Pada panci kedua, ia memasukkan telur,
Dan pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk. Ia membiarkan ketiganya mendidih.

Selama itu si anak terdiam seribu basa. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga. Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, Nak?"

"Wortel, telur, dan kopi," jawab sang anak.  Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel.  Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras. Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.

Apakah kamu tidak berpikir? (Surah-Ali 'Imran 3:65)

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama,  yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah. Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu. "Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu? Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"

ITULAH buah kesabaran. Tapi memang tidak gampang untuk bersabar. Sebab yang dihadapi adalah diri sendiri. Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya 
Maka tidakkah kamu berpikir? (Q.S. Al Baqarah 44)

Kehidupan mengajarkan kita banyak hal, kadang suatu tujuan tidak dapat dilihat oleh kita namun manfaatnya akan kita rasakan dikemudian hari. Percayalah dengan kesabaran, bahwa dengan menata hati kita juga sedang menata masa depan kita. Kita diberi cobaan, kesulitan dan perkara karena kita dipersiapkan untuk sesuatu. Seandainya kita percaya bahwa Tuhan itu ada maka percayalah tujuan itu pun ada. Berkomitmen dengan hati kita yang ditata dengan kesabaran akan suatu proses membuat kita semakin tenang, yakin dalam langkah kita.

Teman semua kehidupan memang tidaklah mudah seperti membalikkan tangan dan menuliskannya di atas kertas, namun kehidupan itu mudah ditentukan karena semuanya itu pilihan. Jadi anda memilih seperti apa?

Disadur dari catatan Emma Agasshi

1 comments:

Anonymous said...

good think ,,

Post a Comment

Freena'z Gallery

Freena'z Gallery
See Amazing Pictures

my pippi